Untuk mengasah skill petugas dalam menggunakan senjata api, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Masohi menggandeng Yonif 731 Kabaresi untuk memberikan pelatihan. Berlokasi di Lapangan Tembak Yonif 731 Kabaresi Maluku Tengah, kegiatan tersebut dilaksanakan dan diikuti oleh petugas yang dibagi dalam dua gelombang, Sabtu (30/09)
. Latihan menembak yang tidak hanya mewajibkan regu Pengamanan melainkan juga melibatkan petugas Staf baik pengelolaan, pelayanan tahanan maupun staf regu pengamanan. Yusuf Mukharom, Kepala Rutan Masohi mengatakan petugas Rutan bukan hanya regu pengamanan namun semua petugas termasuk didalamnya staff layanan tahanan, pengelolaan dan staff pengamanan rutan. “Semua petugas wajib mengikuti latihan menembak untuk mengantisipasi terjadinya gangguan Keamanan dan Keteriban (Kamtib). Ada beragam risiko yang sifatnya insidentil di dalam Rutan, sehingga petugas Rutan dituntut agar memiliki keahlian dalam berbagai bidang, mulai dari kemampuan bela diri sampai dengan kemampuan/skill dalam menguasai senjata api guna mengontrol amukan massa atau kejadian yang tidak diinginkan sewaktu-waktu, ” ungkap Yusuf.
Dilanjutkannya, kemampuan petugas dalam mengasah skill menembak dibagi dalam dua gelombang yakni gelombang pertama sebanyak 15 (lima belas) orang dan sisanya gelombang kedua yang rencanya akan kembali dilaksanakan pada Rabu pekan depan.
Bekerjasama dengan Yonif 731 Kabaresi Maluku Tengah, latihan menembak untuk mengasah Skill petugas dilaksanakan hari ini, dan mengawali kegiatan tersebut seluruh petugas diberikan arahan singkat dari salah satu Instruktur. Dalam arahannya Intruktur yang tidak disebutkan namanya ini menjelaskan tentang tahap-tahap dasar yang harus diketahui sebelum menembak.
“Bapak/Ibu sebelum kita masuk dalam kegiatan menembak, kalian harus terlebih dahulu kalian harus tahu 5 (lima) prinsip dasar dalam menembak, pertama sempurnakan posisi, pegangan, bidikan, tarikan picu dan pernapasan, ” jelas Instruktur.
Ia mengatakan untuk prinsip yang pertama posisi yakni tubuh kita harus menghadap tepat didepan sasaran, setelah sudah tepat selanjutnya menghadap 40 derajat dan mengambil sikap tiarap tanpa memgang senjata dan tangan menghadap kesasaran. Ketika dalam posisi tiarap posisi tangan jangan lagi diubah harus tepat pada sasaran tersebut. Senyaman dan praktis, memungkinkan adanya titik sasaran yang tidak dipaksakan, otot-otot yang kuat tetapi tidak tegang, menempel erat ke bahu.
Untuk prinsip dasar kedua dan seterusnya dijelaskan secara mendetail diharapkan seluruh petugas dapat menyimak arahan dengan baik, mudah mengerti agar ketika praktik menembak dapat dilakukan dengan benar. “Tetap tenang, siapkan mentak, jangan ragu dan takut tetap fokus ketika menembak sehingga pembidikan tepat sasaran. Sekali lagi tetap fokus dan serius agar teknik mampu dilakukan dengan kemampuan yang baik pula, ” pesan Instruktur.
Setelah selesai diberikan arahan, selanjutnya petugas langsung mempraktikan latihan menembak dengan menggunakan senjata api. Dari hasil menembak tersebut, terdapat dua orang petugas yang menembaknya tepat sasaran dan nilainya cukup baik diantaranya Kasim dan Sumiyati. Kedepannya setelah selesai kegiatan ini, diharapkan petugas dapat meningkatkan skill mereka menggunakan senjata api tentang cara penggunaannya serta cara merawatnya dengan baik.